Teori Implikatur dan Contohnya; Kajian Pragmatik


 

Teori Implikatur dan Contohnya; Kajian Pragmatik

Assalamualaikum.

Hai-


Bahasa adalah alat komunikasi yang efektif dan memiliki peran penting bagi manusia. Pengungkapan maksud dan tujuan dalam peristiwa berbahasa berbeda-beda. Ada yang diungkapkan dengan bahasa yang jelas (tersurat) sehingga pembaca atau pendengar langsung mengerti apa yang dimaksud oleh penutur. Namun, ada juga yang diungkapkan dengan bahasa untuk tujuan tertentu dengan makna yang tidak bisa langsung dimengerti (tersirat). Oleh karena itu, untuk memahami makna tersirat dalam suatu percakapan dibutuhkan pemahaman mengenai implikatur.


Pengertian Implikatur

Implikatur merupakan salah satu kajian dalam pragmatik. Secara sederhana, implikatur dapat dipahami sebagai makna tidak langsung yang ditimbulkan dari sebuah tuturan. Implikatur dimaksudkan sebagai suatu ujaran yang menyiratkan makna yang berbeda dengan yang sebenarnya dituturkan. Menggunakan implikatur dalam percakapan berarti menyatakan sesuatu secara tidak langsung.

Penggunaan implikatur dalam berbahasa antara lain untuk memperhalus tuturan, menjaga etika kesopanan, menyindir dengan halus (tak langsung), dan menjaga agar tidak menyinggung perasaan lawan tutur secara langsung. Sebuah tuturan memungkinkan memiliki lebih dari satu implikatur dan itu bergantung pada konteksnya.

Jenis Implikatur

Implikatur terbagi menjadi dua, yaitu implikatur konvensional dan implikatur percakapan.

a.    Implikatur Konvensional

Dalam Kamus Linguistik  (2008: 136), “konvensi” diartikan sebagai persetujuan tersirat  di antara penutur-penutur bahasa untuk mempergunakan kaidah yang sama dalam berkomunikasi.. Grice dalam Leech (2011: 17) menyebutkan bahwa implikatur konvensional (conventional implicature) adalah implikasi pragmatik yang diperoleh langsung dari makna kata dan bukan dari prinsip-prinsip percakapan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa implikatur konvensional adalah implikasi pragmatik yang sudah disepakati bersama oleh masyarakat tutur secara umum.

Contoh:

1.    “Oemar Bakrie”

Kata “Oemar Bakrie” merupakan contoh frasa yang mengandung makna implikatur konvensional. Seperti yang kita ketahui, “Oemar Bakri” memiliki makna konvensional tentang gambaran sosok seorang guru sederhana yang mengabdikan diri kepada dunia pendidikan. Gambaran sosok “Oemar Bakrie” pun masih relevan dengan keadaan sekarang khususnya untuk guru honorer yang dengan tulus mengabdikan diri tanpa memandang jumlah gaji yang diterima.

2.    A: “Kamu bukan Superman!”

Implikatur konvensional pada kutipan yang dituturkan oleh A tersebut mengungkapkan makna lain yang secara umum sudah diketahui makna implikatur konvensionalnya. Ujaran pada kata “Superman” mengandung makna implikatur konvensional  bahwa semua orang mengenal Superman dengan ciri umum, yaitu manusia yang memiliki kekuatan super, kuat dan baik hati selalu membela kebenaran. Oleh karena itu, ujaran “Kamu bukan Superman” mengandung makna implikatur si penutur menghendaki lawan tuturnya agar segera beristirahat dan mengingatkan bahwa manusia biasa itu harus senantiasa memperhatikan diri dan kesehatannya, bukan hanya sibuk untuk membantu orang lain.

b.    Implikatur Percakapan

Implikatur percakapan adalah istilah yang dipakai untuk makna yang harus diambil si pendengar dalam menginterpretasikan tuturan si penutur. Implikatur percakapan terbentuk dari gabungan antara bahasa dan situasi. Sebuah ucapan yang sama, tetapi diucapkan pada situasi yang berbeda akan menghasilkan menghasilkan dua kemungkinan, yaitu tidak menghasilkan implikatur sama sekali atau menghasilkan implikatur yang berbeda. Implikatur sangat tergantung pada situasi di mana ia muncul dan ditafsirkan sesuai dengan konteksnya.

Contoh:

1.    (Konteks: tuturan disampaikan saat malam hari, ketika Ibu sedang sibuk.)

Ibu      : “Yumna, adikmu belum makan.”

Yumna : “Ya, Bu. Lauknya apa?”

Percakapan antara Ibu dan Yumna pada contoh mengandung implikatur yang bermakna perintah menyuapi adik karena ibu sedang sibuk. Dalam tuturan tersebut, tidak terdapat bentuk kalimat perintah. Tuturan yang diucapkan Ibu hanyalah pemberitahuan bahwa “adik belum makan”. Namun, karena Yumna dapat memahami implikatur yang disampaikan Ibunya, ia menjawab dan siap untuk melaksanakan perintah ibunya itu untuk menyuapi adiknya. 

Hal tersebut akan menjadi berbeda jika tuturan tersebut disampaikan dalam konteks yang lain. Misalnya, tuturan tersebut disampaikan oleh ibu ketika Yumna dan adik sedang bermain. Maka implikatur yang dihasilkan adalah ibu memerintahkan Yumna dan adiknya agar berhenti bermain dan bersiap untuk makan bersama, dan lain-lain. Jadi, sebuah tuturan dapat menghasilkan beberapa implikatur, tergantung dengan konteksnya.

2.    (Konteks: Seorang tamu baru saja masuk dan langsung duduk di ruang tamu)

Tamu: “Cuaca hari ini panas sekali, ya?”

Tuturan tamu tersebut menghasilkan beberapa macam implikatur, antara lain: tamu meminta tuan rumah untuk menyalakan AC atau kipas angin, tamu meminta tuan rumah untuk menyediakan minuman dingin, tamu meminta tuan rumah membuka jendela atau pintu agar udara tidak pengap, atau tamu mengajak tuan rumah agar duduk di luar saja karena di dalam rumah terasa panas, dan lain-lain.

Semoga membantu 😊

 


Baca Juga
3 komentar
  1. Anonim
    Selasa, Oktober 04, 2022
    💟💟
  2. Anonim
    Selasa, Oktober 04, 2022
    Keren... 😘😘