Koneksi Antar Materi; Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

Assalamualaikum.

Hai -

Celotehnisa.com | Koneksi Antar Materi; Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 - Ki Hadjar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia, telah meletakkan dasar-dasar penting bagi sistem pendidikan nasional yang berorientasi pada kebudayaan dan kemandirian. Dalam artikel ini, saya akan menyimpulkan pemikiran-pemikiran utama beliau, refleksi pribadi dari modul 1.1, serta bagaimana saya menerapkan prinsip-prinsip tersebut secara konkret sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di kelas dan sekolah.



Koneksi Antar Materi; Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara adalah pelopor pendidikan di Indonesia yang memandang pendidikan sebagai alat untuk memajukan bangsa. Pemikiran-pemikirannya mencerminkan visi yang mendalam tentang bagaimana pendidikan seharusnya dijalankan untuk menghasilkan individu-individu yang mandiri, berkarakter, dan berbudaya. Berikut ini adalah beberapa pemikiran utama Ki Hadjar Dewantara yang penting untuk dipahami dan diterapkan.

1. Pendidikan yang Menghargai Kebudayaan Lokal

Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa pendidikan harus berakar pada kebudayaan lokal. Ia percaya bahwa kebudayaan adalah bagian penting dari identitas bangsa dan harus dijaga serta dikembangkan melalui pendidikan. Dengan menghargai dan mengintegrasikan kebudayaan lokal, pendidikan menjadi lebih relevan dan bermakna bagi siswa.

2. Prinsip Tri-N

Prinsip ini menggarisbawahi peran pendidik sebagai pemimpin, motivator, dan pendukung bagi murid-muridnya.

a. Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberi contoh)

Guru harus menjadi teladan yang baik bagi siswa. Tindakan dan perilaku guru akan diikuti oleh siswa, sehingga penting bagi guru untuk menunjukkan contoh yang positif.

b. Ing Madyo Mangun Karso (di tengah memberi semangat)

Guru harus mampu memotivasi dan membangkitkan semangat belajar siswa. Dengan berada di tengah-tengah siswa, guru dapat memberikan dorongan dan inspirasi.

c. Tut Wuri Handayani (dari belakang mendukung). 

Guru harus memberikan dukungan dan kebebasan kepada siswa untuk berkembang. Dengan mendukung dari belakang, siswa diberi ruang untuk mandiri dan bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri.

3. Pendidikan yang Merdeka

Salah satu tujuan utama pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah membentuk individu yang merdeka. Merdeka dalam arti mampu berdiri sendiri, berpikir kritis, dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Pendidikan harus membebaskan siswa dari segala bentuk ketergantungan dan menyiapkan mereka untuk menghadapi kehidupan dengan percaya diri.

4. Pendidikan Holistik

Ki Hadjar Dewantara melihat pentingnya pengembangan seluruh aspek individu, bukan hanya intelektual, tetapi juga emosional, sosial, dan fisik. Pendidikan harus mencakup pembentukan karakter yang luhur, moral yang baik, serta kemampuan untuk bekerja sama dan menghargai orang lain.

5. Kontekstual dan Relevan

Pendidikan harus sesuai dengan konteks sosial dan budaya siswa. Hal ini berarti kurikulum dan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi lokal sehingga siswa dapat lebih mudah memahami dan mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman Baru

Setelah mempelajari filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara, saya menyadari bahwa pemikiran dan pengajaran yang selama ini telah saya lakukan ternyata masih kurang sesuai dengan pemikiran pendidikan dan pengajaran yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara. Setelah menjalani proses belajar tahap demi tahap dilakukan dalam modul 1.1 ini, diawali dengan Mulai dari diri untuk memahami materi, Eskplorasi konsep melalui diskusi, Ruang kolaborasi dalam bertukar pikiran tentang pendidikan, Demonstrasi kontekstual pemahaman yang diperoleh, dikuatkan dengan Elaborasi pemahaman bersama instruktur hingga berlatih mengeksplorasi kekurangan diri dan upaya perbaikannya, akhirnya saya mulai merubah pemikiran dan perilaku terkait pendidikan dan pengajaran.

Berikut adalah beberapa refleksi pribadi yang saya peroleh setelah mempelajari modul 1.1.

  1. Salah satu pelajaran paling penting yang saya dapatkan adalah pentingnya pendidikan yang berakar pada kebudayaan lokal. Sebelum mempelajari pemikiran Ki Hadjar Dewantara, saya cenderung lebih fokus pada kurikulum standar yang seragam dan kurang memperhatikan kekayaan budaya lokal sebagai bagian dari proses pembelajaran. Sekarang, saya menyadari bahwa memasukkan elemen-elemen budaya lokal dalam pembelajaran tidak hanya membuat materi lebih relevan dan menarik bagi siswa, tetapi juga membantu mereka mengembangkan rasa bangga dan cinta terhadap identitas budaya mereka sendiri.
  2. Prinsip Tri-N yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara memberikan pandangan yang lebih holistik mengenai peran seorang guru. Sebagai guru, saya sekarang berusaha untuk tidak hanya menjadi penyampai materi pelajaran, tetapi juga menjadi contoh yang baik bagi siswa (Ing Ngarso Sung Tulodo), memberikan semangat dan motivasi di tengah-tengah mereka (Ing Madyo Mangun Karso), serta mendukung perkembangan mereka dari belakang (Tut Wuri Handayani). Pendekatan ini membantu saya untuk lebih dekat dengan siswa dan lebih efektif dalam membimbing mereka.
  3. Ki Hadjar Dewantara mengajarkan bahwa tujuan akhir pendidikan adalah membentuk individu yang merdeka dan mandiri. Hal ini memberikan saya perspektif baru bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang membekali siswa dengan kemampuan berpikir kritis dan membuat keputusan yang bertanggung jawab. Sekarang, saya lebih fokus pada metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif berpartisipasi, berpikir kritis, dan mengambil inisiatif dalam belajar.
  4. Pemikiran tentang pendidikan holistik telah mengubah cara saya melihat perkembangan siswa. Saya sekarang lebih menyadari pentingnya keseimbangan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam pendidikan. Selain mengejar prestasi akademis, saya juga berusaha mengembangkan karakter, keterampilan sosial, dan kesehatan fisik siswa melalui berbagai aktivitas di kelas.

Rencana Tindak Lanjut

Setelah memahami modul 1.1 ini, saya mulai menerapkan kegiatan belajar mengajar di kelas yang mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara untuk kualitas pendidikan dan pengajaran yang lebih baik. Hal-hal yang saya lakukan adalah sebagai berikut.

  1. Merancang pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan dan berpihak pada murid, seperti memberikan kebebasan murid dalam menentukan gaya belajarnya, membangun sendiri pengetahuannya, dan secara aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran sehingga murid memahami makna merdeka belajar seutuhnya.
  2. Menerapkan pembelajaran berbasis budaya lokal setempat, seperti penggambaran tempat wisata "Riam Bidadari" untuk materi teks deskripsi, penulisan nama-nama tempat di Tabalong untuk materi kaidah kebahasaan, dan lain-lain.
  3. Menerapkan pembelajaran yang menjunjung tinggi kodrat alam dan zaman, yaitu dengan memberikan tuntunan dan arahan yang menghormati setiap potensi yang dimiliki murid tanpa membedakan serta sesuai dengan zaman mereka.
  4. Pembelajaran yang mengutamakan aspek karakter dan budi pekerti. Kultur dan iklim sekolah yang baik akan selalu saya contohkan serta teladankan kepada murid, tentang bagaimana mereka bersikap dan mengelola emosi sehingga mereka dapat menjadi pribadi yang lebih baik.
  5. Tidak menuntut, tetapi menuntun. Saya tidak lagi berfokus pada hasil akhir murid, tetapi juga menghargai setiap proses yang mereka lewati ketika belajar.

Kesimpulan

Pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak dengan hati, serta menanamkan nilai-nilai budi pekerti agar anak menjadi manusia yang merdeka seutuhnya. Proses pendidikan yang berakar pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara akan menghasilkan siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berbudaya.


Guru Penggerak! Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan!

Semoga bermanfaat😊

Baca Juga
Posting Komentar